A.
MUKADDIMAH
الحمد لله الذى خلق
الموت والحيوة, والصلاة والسلام علىالنبي المصطفى نبي الرحمة, وعلى اله واصحابه
والذين اتبعوهم بإحسان الى يوم القيامة, ولا حول ولا قوة إلا بالله.
قال الله تعالى
:" قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ
ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا
كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ(8)الجمعة).
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu
lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian
kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang
nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan (Q.S.ALJUMU’AH:
A; 8).
Keterangan:
Hidup dan mati adalah suatu kepastian, yang akan dialami
oleh tiap-tiap makhluk. Makhluk adalah sesuatu yang diciptakan oleh Allah, yang
semula belum ada, kemudian diadakan. Yang semula ghaib, kemudian diwujudkan.
Ada makhluk yang dicipta, dan disebut “RUUH”, sebagaimana Malaikat,sebagai
makhluk hidup. Ada yang dicipta dari UNSUR –API yang disebut Jinn-Syetan- Iblis .
Ada yang dicipta dari UNSUR-AIR , dan TANAH, semua makhluk hidup, jenis Hewan- darat, hewan-laut, dan jenis Hewan-
udara. , jenis tetumbuhan, pohon-pohon, batu-batu, dan segala jenis benda Cair
dan benda Padat Dan ada yang dicipta
dari semua anasir alam yang ada; khususnya, dari Air,Tanah, Unsur-Api, dan Ruh,
yaitu yang disebut “MANUSIA”.
Manusia, dicipta dari
empat unsur pokok. Awalnya dari AIR . Dan Air itu adalah benda mati, unsur kedua
adalah TANAH. Dan Tanah itu juga benda mati. Unsur ketiga adalah unsur API, dan
Api adalah benda mati; dan dari ketiga
unsur ini diciptakan menjadi suatu makhluk
hidup yang berbadan atau berjasad, yang berupa segala jenis hayawan
hidup, termasuk manusia. Hanya manusia diberi keistimewaan, dengan memperoleh
tambahan satu unsur, yang disebut RUUH, sehingga manusia bisa disebut, sebagai
makhluk yang “ BERJASAD / BERBADAN DAN BER-RUH”, atau disebut:” Manusia adalah
Makhluk-Jasmani dan Makhluk- Ruhani”, sehingga manusia mampu berhubungan dengan
Jenisnya; manusia mampu berhubungan dengan makhluk Jasmani, karena manusia
mwemiliki unsur Jasmani. Manusia mampu berhubungan dengan Jinn, Syetan dan
Iblis, karena manusia memiliki Unsur- Api, yang sejenis dengan Jinn, Syetan dan
Iblis. Dan manusia mampu berhubungan dengan Makhluk-Ruhani, dari Jenis
Malaikat, dan juga dari Jenis Ruh-Manusia yang sudah mati.
1. Unsur pertama, semua makhluk hidup tercipta dari Air; Allah
berfirman :
أَوَلَمْ
يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا
فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا
يُؤْمِنُونَ(30) الانبياء)
Dan apakah orang-orang
yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu
adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air
Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman(AL-ANBIYAA; 30).
2. Semua makhluk hidup tercipta dari AIR, baik maghluk yang melata
dengan perutnya, makhluk yang berkaki empat, dan makhluk yang berkaki dua:
وَاللَّهُ
خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِنْ مَاءٍ فَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى بَطْنِهِ
وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى رِجْلَيْنِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى أَرْبَعٍ
يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ(45)النور)
Dan Allah telah
menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang
berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang
sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu(ANNUR: 45)
3. Dan Allah berfirman, dalam hubungannya dengan
penciptaan Jinn dan manusia, dan hubungannya dengan Malaikat-Nya
وَالْجَانَّ
خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ(27)
Dan Kami telah
menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.(ALHIJR:27)
4. Allah berfirman, dalam hubungannya Malaikat dengan manusia, agar
Malaikat menghormati manusia (Adam asw,);dan karena manusia diberi
keistimewaannya oleh Allah, diberi RUH,bagaikan Malaikat, dan hubungannya
manusia dengan Iblis,yang menolak menghormati manusia:
وَإِذْ
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ
مَسْنُونٍ(28)فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ
سَاجِدِينَ(29)فَسَجَدَ الْمَلَائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ(30)إِلَّا إِبْلِيسَ
أَبَى أَنْ يَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ(31)الحجر)
Dan (ingatlah), ketika
Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan
seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk.(28) Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah
meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan
bersujud.(29) Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama,(30)
kecuali iblis. Ia enggan ikut bersama-sama (malaikat) yang sujud itu.(31)
(ALHIJR).
5. Manusia diciptakan oleh Allah , dijadikan makhluk yang terhormat
di atas seghala makhluk yang diciptakan Allah, jika manusia ampu memelihara
derajatnya. Dan apabila manusia tidak mampu memelihara ketinggian derajatnya,
manusia dikembalikan menjadi makhluk yang sangat terhina:
Allah berfirman :
وَلَقَدْ
كَرَّمْنَا بَنِي ءَادَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ
خَلَقْنَا تَفْضِيلًا(70)الاسراء)
Dan sesungguhnya telah
Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami
beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan
yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan(70).(AL-ISRAA’)
Dan Allah berfirman :
وَالتِّينِ
وَالزَّيْتُونِ(1)وَطُورِ سِينِينَ(2)وَهَذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ(3)لَقَدْ
خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ(4)ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ
سَافِلِينَ(5)إِلَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ
أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ(6)فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّينِ(7)أَلَيْسَ
اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ(8)التين)
Demi (buah) Tin dan
(buah) Zaitun,(1) dan demi bukit Sinai,(2) dan demi kota (Mekah) ini yang
aman,(3) sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.(dalam kedudukan-derajatnya)(4) Kemudian Kami kembalikan dia ke
tempat yang serendah-rendahnya (5) kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.(6)
Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya
keterangan-keterangan) itu?(7) Bukankah Allah Hakim yang
seadil-adilnya?(8).(ATTIIN);
6. Dalam aktifitas hidupnya,manusia tetap dihargai oleh Allah,
sesuai dengan prestasinya; bagi yang baik, diberi hasil buah kebaikannya, dan
bagi yang jelek dan jahat akan menerima akibat dari kejelekan dan kejahatannya,
Alla berfirman:
فَمَنْ
يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ(7)وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ
شَرًّا يَرَهُ(8) الزلزلة).
Barangsiapa yang
mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)
nya.(7) Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya
dia akan melihat (balasan) nya pula.(8) (Q.S.AZZALZALAH : 7 - 8).
7. Penghargaan Allah terhadap aktifitas manusia,
dari hal batin dan lahiriahnya. Allah akan mengampuni dosa-dosa manusia, selain
dosa kemusyrikan, bagi yang dikehendaki-Nya:
Dan
Allah berfirman:
إِنَّ
اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ
يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا(116)النساء)
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu)
dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka
sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya(Q.S.ANNISAA” : 116)
8.
Bagi mereka yang tidak berbuat kemusyrikan,
tidak harus mereka berputus asa akan ampunan danmaghfirah dari Allah: dan juga
tidak harus putus-asa dari rahmat Allah:
Dan
Allah berfirman:
وَلَا
تَيْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا
الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ(87)
Dan jangan kamu berputus
asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah,
melainkan kaum yang kafir".(Q.S.YUSUF; 87).
9. Allah tetap menjanjikan, tiap-tiap manusia akan
memperoleh derajat sesuai dengan aktifitas yang dikerjakannya, dan sesuai
dengan prestasi yang dihasilkannya, dan mereka tiada akan dizhaliminya:
Dan
Allah berfirman:
وَلِكُلٍّ
دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا وَلِيُوَفِّيَهُمْ أَعْمَالَهُمْ وَهُمْ لَا
يُظْلَمُونَ(19)الاحقاف)
Dan bagi masing-masing
mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah
mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka
tiada dirugikan.(Q.S.Al-Ahqof; 19).
10. Kunci untuk memperoleh sukses dalam hidup,
haruslah manusia itu insyaf akan kekurangan dan kelemahannya, dan betaubat dari kesalahan dan kejelekannya.,
dengan taubat yang benar-benar taubat; dengan menyesali kesalahan yang pernah
diperbuatnya, dan berjanji tidak akan mengulangnya, serta memohon ampunan dari
Allah atas semua kesalahannya:
Allah
berfirman :
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ
أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ
تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ
ءَامَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ
يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيرٌ(8)
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat
yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan
orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan
dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami,
sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau
Maha Kuasa atas segala sesuatu". (Q.S. Attahriim : 8 ).
(1)
Ayat –Ayat tersebut, menunjukkan, bahwa manusia
lari dari MATI sedang MATI terus
mengejarnya, sampai menemuinya,
(2)
Kemudian dibawa manusia itu di hadapan Allah,
dan Allah memberi tahukan apa yang manusia pernah kerjakan,
a.
Bagi mereka yang baik, akan menerima hasil
buah kerjanya,dan Allah memberi pahalanya.
b.
Bagi mereka yang jelek, jahat dan salah ,akan
menerima akibat perbuatannya.
c.
Bagi mereka yang salah, bertaubat memohon
ampunan, Allah akan mengampuninya, oleh karenanya, orang-orang yang beriman
tidak boleh putus – asa dalam mengharapkan ampunan dari Allah.
d.
Bagi mereka yang salah, dan ingkar , Allah
membiarkan mereka tersiksa karena kesalahannya.
e.
Bagi mereka yang tidak musyrik, tidak
menserikatkan Allah dengan sesuatu, hendaklah mereka bertaubat, dengan
taubatan-nasuhaa, taubat yang sesungguhnya. Maka Allah akan mengampuninya.
f.
Hanya orang-orang musyrik saja, yang sampai
mati mereka tidak mau taubat, mereka itulah yang tidak akan memperoleh ampunan
dari Allah. Karena Allah tidak akan mengampuni dosa orang musyurik, dan akan
mengampuni dosa-dosa yang lain.
g.
Orang-orang mukmin harus yakin, bahwa Allah
akan memberi derajat keutamaan manusia itu sesuai dengan amal yang pernah
diperbuastnya.Dan Allah menambahkan pahala- fadhilah atasnya.
B.
ARTI TAWAKKAL
1.
Arti Tawakkal, menurut Lughat dan Istilah.
a.
Arti Tawakkal menurut lughat:
Kalimat/lafadh
“TAWAKKAL” adalah bahasa Arab, yang semula dibina dari asal kata:
وكل- يكل- وكلا- وكولا":
WAKALA - YAKILU-WAKLAN - WUKULAN; artinya : menyerahkan dan menguasakan
sepenuhnya untuk menglolakan sesuatu urusan.
وكل
إليه الأمر
WAKALA
ILAIHIL-AMRO; artinya :
سلمه إياه وفوضه إليه
artinya
: menyerahkan kepadanya dan menguasakan sepenuhnya kepadanya untuk menglolakan
suatu urusan itu.
Dan
arti kalimat \ lafadh “ Tawakkal” "
توكل ", menyerahkan penguasaan untuk menglolakan dan bertanggung jawab
dalam hal itu. (Kamus Almunjid;1925;hl;726).
Dan
dalam Kamus “mukhtaar ashshihhah”
halaman 734, diterangkan :
" التوكل : إظهار العجز والإعتماد على
غيره"
Artinya : ATTAWAKAL : IDH HAARUL-‘AJZI,
WAL-I’TIMAADU ‘ALAA GHOIRIH: artinya : Tawakkal itu ialah, menyatakan suatu
kelemahan, dan menyandarkan sesuatu kepada kuasa lainnya.
b.
Arti “ Tawakkal” menurut istilah:
Tawakkal,
menurut istilah- syar’I, hanyalah kepada Allah. Sebagaimana dinyatakan dalam
ucapan :" توكلت على الله فهو حسبه ", artinya : saya berserah
diri kepada Allah, dengan menyerahkan suatu urusan kepada-Nya, karena hanya
Allah-lah Yang bekuasa untuk menyeleseikannya.
Dan
kalimat tersebut, sebagaimana dikatakan dalam Al-QUR”AAN:
وَمَا
تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ(88) (هود).
Dan
tidak ada taufik( persesuaian yang baik) bagiku melainkan dengan (pertolongan)
Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal( menyerahkan semua tanggung jawab)
dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali (Q.S.HUD; 88).
Contoh
tawakkal kepada Allah, sebagaimana diisyaratkan oleh Nabi Ibrahim asw,
إِنِّي وَجَّهْتُ
وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ
الْمُشْرِكِينَ(79) قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ(162)لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ
الْمُسْلِمِينَ(163)الانعام)
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan
langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah
termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan(79) Katakanlah:
"Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam,(162) tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri
(kepada Allah)".(163) (Q.S.AL-AN’AAM : 79, 162-163 ).
Dan
dalam Ayat lainnya,Nabi Ibrahim asw, menyatakan :
أَنْتُمْ
وَءَابَاؤُكُمُ الْأَقْدَمُونَ(76)فَإِنَّهُمْ عَدُوٌّ لِي إِلَّا رَبَّ
الْعَالَمِينَ(77)الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ(78)وَالَّذِي هُوَ
يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ(79)وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ(80)وَالَّذِي
يُمِيتُنِي ثُمَّ يُحْيِينِ(81)
Karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali
Tuhan semesta alam,(76) karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah
musuhku, kecuali Tuhan semesta alam,(77) (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan
aku, maka Dialah yang menunjuki aku,(78) dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan
dan minum kepadaku,(79) dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan
aku,(80) dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku
(kembali),(Q.S.ASY-SYU’ARAA’ : 76 - 80).
Masih dalam tafakkurnya Nabi
Ibrahim, tentang – TAWAKKAL-nya kepada Allah:
وَالَّذِي أَطْمَعُ
أَنْ يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ(82) رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا
وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ(83)وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي
الْآخِرِينَ(84)وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ(85) الشعراء)
Dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari
kiamat".(82) (Ibrahim berdo`a): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku
hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,(83) dan
jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian,(84)
dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh
keni`matan,(85). (Q.S.ASY-SYU’ARAA’ : 82 - 85).
Demikianlah contoh tawakkal kepda Allah, sebagaimana
yang dilakukanb oleh Nabi Ibrahim asw, sehingga beliau mendapat martabat “Khalilullah”,
hamba setianya Allah.
Dan Nabi Ibrahim memang disebut oleh Allah,
barangsiapa tidak suka akan Millah Nabi Ibrahim asw, adalah orang yang
memperbodoh dirinya.
Allah
berfirman :
وَمَنْ
يَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلَّا مَنْ سَفِهَ نَفْسَهُ وَلَقَدِ
اصْطَفَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ
الصَّالِحِينَ(130)إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ
الْعَالَمِينَ(131)البقرة)
Dan tidak ada yang benci kepada( Sunnah)agama Ibrahim, melainkan orang
yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia
dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang
saleh(130) Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!"
Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta
alam".(131).(ALBAQARAH).
C.
HAKEKAT MAKNA “TAWAKKAL” KEPADA ALLAH
AKAN HAL KEMATIAN
Allah
berfirman :
وَلَا تَقُولُوا
لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَكِنْ لَا
تَشْعُرُونَ(154)وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ
مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ
الصَّابِرِينَ(155)الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا
لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ(156)أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ
رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ(157)البقرة).
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan
Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi
kamu tidak menyadarinya.(154) Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,(155) (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa
lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun"(156) Mereka itulah yang mendapat
keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk.(157).(Q.S.Al-Baqarah : 154 – 157 )
Inti daripada makna Ayat tersebut, ialah adanya
keyakinan seseorang yang beriman, dalam kedatangan musibah yang terdiri dari
lima macam musibah tersebut, mereka menyatakan:
”
INNAA LILLAAHI, WA INNA ILAIHI ROJI’UUN ”; Sesungguhnya kita semua hidup karena
Allah, dan sesungguhnya kita semua mati untuk kembali menghadap Allah”.
Keterangan tafsir Ayat :
Dalam
Ayat ini menerangkan tentang hakekat ‘ MATI”:
(1)
Bahwa kematian yang dialami oleh para
syuhadaa”, walaupun mereka mati karena terbunuh, keadaannya adalah berbeda
dengan orang yang mati karena terbunuh
dalam hal lainnya. Kaum SYUHADAA” mati
terbunuh dalam berbuat ibadah yang tertinggi,JIHAD FI SABILILLAH, maka mereka
mendapat penghargaan tertinggi pula. Mereka langsung memperoleh pahala dari
amal-amal shalehnya. Dibedakan dengan orang yang mati terbunuh di luarJihad fi
Sabilillah..
(2)
Hakekat “MATI” sebenarnya adalah merupakan
proses peralihan, dari dunia yang merupakan alam madiah, beralih kealam
maknawiah. Dari alam materi, beralih kealam ideal, dari alam terbatas, menuju
kealam bebas, dari alam amaliah, menuju alam fadhilah, dari alam bekerja,
menuju alam karunia dan pahala, dari alam masyakah, menuju alam sa’adah. Maka
manusia yang yang bersifat
“AKYAAS”,manusia yang cerdik-pandai,menurut istilah Nabi saw, selalu ingat
kepada “MATI”, dan selalu menyiapkan sebanyak-banyaknya “ BEKAL UNTUK MATI”.
(3)
“MATI”,bagi manusia AKYAAS, secara alami adalah merupakan
kehidupan yang “KELIMA.
(a)Kehidupan pertama; unsur manusia masih berupa dan
bersama makhluk-makhluk lain; masih berupa AIR – TANAH - UNSUR API DAN RUH,
yang masing-masing mengalami kehidupan bersama jenisnya.
(b) Kehidupan yang “KEDUA” unsur manusia, sudah
menyatu menjadi “NUTHFAH”, atau “MANI”, yang mengalami kehidupan secara terbatas, dalam Sulbi sang BAPA, dan
beralih kealam kehidupan yang ke-
(4)
KEEMPAT,, masuk kealam kehidupan yang lebih
terbatas, dalam “RAHIM IBU’, dalam waktu-waktu terbatas; sembilan bulan, satu
tahun, dua tahun, sampai empat tahun, manusia mengalami kehidupan dalam “rahim ibu”.
(5)
Kehidupan “KELIMA”, manusia lahir dari
rahim-ibu, masuk kealam bebas lagi, alam dunia, alam madiah, alam amaliah, alam
masyakat, alam musibah, alam balak, dan juga merupakan “ALAM KHIYARI”, alam
yang manusia bebas pilih. Dan pada kehidupan yang kelima ini, manusia akan
menentukan nasibnya, menentukan martabatnya, menentukan derajatnya, dan
menentukan pilihannya. Dalam kehidupankelima ini, manusia dibebaskan untuk
memilih tempat di mana nanti ia harus bermukim di alam yang “keenam”, yaklni “
ALAM MAKNAWI\ ALAM IDEAL”, Alam Barzah; Alam kehidupan di antara Alam Duniawi,
dan Alam Ukhrawi, atau di antara Alam dunia, dengan Alam Akhitrat.Dan untuk
menuju Alam-Barzah ini, manusia harus “MATI”, melepaskan dirinya dari Jasad dan Badan yang bersifat madiah\ materi,
manusi hanya dengan kehidupan RUHANIAH-nya menuju alam keenam, alam barzah.
(6)
Mati,
adalah sarana –jalan masuk kedalam
kehidupan yang menuju ALAM
KEENAM, ALAM BARZAH, ALAM QUBUR;
dalam alam keenam ini, manusia mengalami kehidupan, bemacam- macam juga,
sebagaimasna kehidupan di dunia. Namun dalam alam keenam ini, tidak ada “ALAM
KHIYARI, tidak ada alam pilihan bebas. Alam keenam ini merupakan “ALAM AKIBAT”.
Alam yang manusia tinggal menemukan dan
memperoleh akibat dari pilihan yang telah ditentukan oleh dirinya waktu di ALAM
DUNIA. Hanya di Alam-Dunia saja yang ada
ALAM-KHIYARI.
(7)
Alam “KETUJUH” adalah “ALAM AKHIRAT”, “ALAM QIYAMAT”, ”ALAM
BI’TSAH” alam dibangkitkan semua manusia dari kuburnya, yakni, dialihkan
kehidupan manusia dari kehidupan di alam Qubur- Alam – Barzah menuju ” ALAM MAHSYAR”, menuju Alam
dikumpulkan semua manusia untuk mempertanggung jawabkan semua amaliahnya. Dalam
Alam - Qiyamat ini, di sebut ‘Alam-Mahsyar”, di saat itu semua manusia
dikumpulkan di hadapan Pengadilan terakhir, untuk meneima balasan dari apa yang
pernah diperbuat di dunianya. Dalam Alam Akhirat ini, terdapat beberapa
istilah, yang menandai peristiwa- peristiwa yang harus dialami manusia; di
antatranya ;
Alam
–Akirat ini disebut :
" يوم القيامة : يوم يقوم الناس من قبورهم ويحشرون بين يدي
الله فى الدار الأخرة ليحاسبوا ويجزى كل بما كسب
YAUMUL-QIYAAMAH:
Hari dibangkitkan manusia dari kuburnya, dan semuanya dikumpulkan di padang
mahsyar menghadap Pengadilan- Allah di Negeri Akhirast itu untuk meneima vonis
pengadilan, dan untuk menerima balasan dari tiap pekerjaan yang pernah diperbuatnya.(MU’JAM
ALFADH ALQUR”AAN ALKARIM; JLD; II;hl;
453).
Istilah
“Alam Akhirat ini disebut dengan “
YAUMUL-QIYAAMAH” dalam Al-Qur”aan terdapat
70 kali., yang tersebar di 389 Surat. Dan dalam ALQUR”AAN ada satu
Surast khusus yang disebut SURAT ALQIYAAMAH. Surat ke 75 dalam Mushhaf.
Di hari QIYAMAT
ini, manusia dikembalikan kehidupannya sebagaimana mereka hidup di dunia,
BERBADAN JASADIAH DAN BER-RUH. Berbeda dengan kehidupan di Alam Barzah, mereka
dipisahkan antara kehidupan Ruhaniahnya dengan Jasadiahnya. Ruhaniahnya bebas
melayang-layang di Alam di antara Alam-
Dunia dan Alam- Akhirat. Mereka melihat keadaan dunia, keadaan keluarganya, dan
mereka juga bisa melayang-layang terbang di Alam-Akhirat, bisa menikmati
melihat-lihat taman Sorga, nanun hanya melihat saja, belum berhak menikmatnya,
sebagaimana mereka masih melihat dunia, tetapi sudah putus hubungan dengan
dunia.
Penyaksian
Al-Qur”aan, sebagai Dalil Hal adanya Hari Akhirat Hari Kiamat.
Allah berfirman :
لَا
أُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيَامَةِ(1)وَلَا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ
اللَّوَّامَةِ(2)أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظَامَهُ(3)بَلَى
قَادِرِينَ عَلَى أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ(4)بَلْ يُرِيدُ الْإِنْسَانُ
لِيَفْجُرَ أَمَامَهُ(5)
Aku bersumpah
dengan hari kiamat,(1) dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali
(dirinya sendiri).(2) Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan
mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?(3) Bukan demikian, sebenarnya Kami
kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.(4) Bukan demikian,
sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.(5)
يَسْأَلُ أَيَّانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ(6)فَإِذَا بَرِقَ
الْبَصَرُ(7)وَخَسَفَ الْقَمَرُ(8)وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ(9)يَقُولُ
الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ(10)
Ia bertanya: "Bilakah hari kiamat itu?"
(6) Maka apabila mata terbelalak (ketakutan),(7) dan apabila bulan telah hilang
cahayanya,(8) dan matahari dan bulan dikumpulkan,(9) pada hari itu manusia
berkata: "Ke mana tempat lari?"(10):
كَلَّا لَا وَزَرَ(11)إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ
الْمُسْتَقَرُّ(12)يُنَبَّأُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ بِمَا قَدَّمَ
وَأَخَّرَ(13)بَلِ الْإِنْسَانُ عَلَى نَفْسِهِ بَصِيرَةٌ(14)وَلَوْ أَلْقَى
مَعَاذِيرَهُ(15)
Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung !
(11) Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali.(12) Pada hari
itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang
dilalaikannya.(13) Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri,(14)
meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.(15)
كَلَّا بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ(20)وَتَذَرُونَ
الْآخِرَةَ(21)وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ(22)إِلَى رَبِّهَا
نَاظِرَةٌ(23)وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ بَاسِرَةٌ(24)تَظُنُّ أَنْ يُفْعَلَ بِهَا
فَاقِرَةٌ(25)
Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai
manusia) mencintai kehidupan dunia,(20) dan meninggalkan (kehidupan)
akhirat.(21) Wajah-wajah (orang-orang mu'min) pada hari itu berseri-seri.(22)
Kepada Tuhannyalah mereka melihat.( Sifat-Sifat-Nya)(23) Dan wajah-wajah (orang
kafir) pada hari itu muram,(24) mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya
malapetaka yang amat dahsyat.(25)
فَلَا صَدَّقَ وَلَا صَلَّى(31)وَلَكِنْ كَذَّبَ
وَتَوَلَّى(32)ثُمَّ ذَهَبَ إِلَى أَهْلِهِ يَتَمَطَّى(33)أَوْلَى لَكَ
فَأَوْلَى(34)ثُمَّ أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى(35)
Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al Qur’an)
dan tidak mau mengerjakan shalat, (31) tetapi ia mendustakan (Rasul) dan
berpaling (dari kebenaran),(32) kemudian ia pergi kepada ahlinya dengan
berlagak (sombong).(33) Kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan
kecelakaanlah bagimu,(34) kemudian kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan
kecelakaanlah bagimu.(35)
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى(36)أَلَمْ يَكُ
نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى(37)ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ
فَسَوَّى(38)فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَى(39)أَلَيْسَ
ذَلِكَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يُحْيِيَ الْمَوْتَى(40) القيامة)
Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu
saja (tanpa pertanggung jawaban? (36) Bukankah dia dahulu setetes mani yang
ditumpahkan (ke dalam rahim),(37)kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu
Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya,(38) lalu Allah menjadikan
daripadanya sepasang: laki laki dan perempuan.(39) Bukankah (Allah yang
berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?(40).(ALQIYAAMAH).
C. ARTI “ MATI” MENURUT LUGHAT DAN ISTILAH
a. MATI MENURUT LUGHAT: adalah kalimat berasal dari bahasa Arab, yang dibina dari asal kata
:
مات
– يموت – موتا - :
Maata- Yamutu- Mautan , artinya Maata : telah
tanggal / lepas nyawa / ruh dari jasadnya, hilang ia, binasa ia, mati ia. (
Kamus ALMARBAWIY: Juz; 2; hl; 284).
AL-MAUT
; Maalaa- Ruuha- fihi ; sesuatu yang sudah tidak ada ruh di dalamnya; mati.
(MUKHTAAR ASHSHIHHAH ; 639).
b. MATI, Menurut Istilah:
MATI , adalah : hilangnya RUH dari badan bukan
karena dibunuh atau disembelih, hilang atau lepas dengan sendirinya.
مات-يموت-
ميتا- ميت
Maata-Yamutu-Maitan-Mayyit
مالم تلحقه الذكاة
Sesuatu yang mati yang tidak terkena padanya
bunuh,atau sembelih. (MUKHTAAR ASH-SHIHHAH ; 639).
Mati, juga berarti, sesuatu yang sudah tidak
memberikan manfaat kepada yang lain,
sehingga orang yang sedang tidur disebut orang mati. Tanah tandus, tanah yang
tidak digarap, tidak memberikan manfaat,
bagi kehidupan disebut juga tanah
mati.
التى لا مالك لها ولا
ينتفع بها احد : : sesuatu yang sudah tidak ada yang mau memiliki karenanya, dan sudah tidak ada
manfaatnya dengan sesuatu itu bagi orang
lain.(ibid;hl; 639).
D.
MASALAH KEMATIAN / MATI BAGI
SESEORANG
Beberapa masalah yang berhubungan dengan datangnya
kematian / mati bagi seseorang, dalam Islam dibahas sebagai berkut :
1.
Tiap yang hidup pasti merasakan mati :
Allah
berfirman:
كُلُّ
نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ(57) العنكبوت)
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada
Kami kamu dikembalikan.(Q.S. AL-‘ANKABUT ; A; 57).
2.
Mati dan Hidup makhluk itu hanyalah karena
Idzin- Allah, karena taqdir yang telah ditetapkan Allah.
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ
أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ
الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الْآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا
وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ(145)
(ال
عمران)
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah,
sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki
pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa
menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan
Kami akan memberi balasan kepada orang orang yang bersyukur.(Q.S.ALI IMRAAN :
145)
3.
Kematian / mati adalah pasti akan dirasakan
oleh tia-tiap orang yang hidup, dan Allah akan menguji akan kematian\ mati
seseorang itu dengan cobaan buruk dan cobaan kebaikan, untuk bekal kembali
menghadap Allah.
كُلُّ نَفْسٍ
ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا
تُرْجَعُونَ(35) (الانبياء)
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya
pada Kamilah kamu dikembalikan.(Q.S. AL-ANBIYAA’ ;35).
4.
Kematian / mati akan menjemput manusia, di
mana mereka berada, dan tidak akan terhalang oleh apapun kehadiran kematian
itu.
أَيْنَمَا
تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ
مُشَيَّدَةٍ-(النساء :78)
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun
kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. (Q.S.ANNISAA” A; 78)
5.
Mati / kematian adalah semisal seseorang yang
sedang tidur, bagi yang tidur, jiwa itu dikembalikan, dan bagi yang mati jiwa
itu tidak dikembalikan.
اللَّهُ
يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا
فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ
مُسَمًّى إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ( 42) (الزمر)
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang)
yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia
tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang
ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan
Allah bagi kaum yang berfikir. (Q.S.Azzumar ;42).
Dan
Allah menjelaskan tentang misal tidur itu sebagai gambaran proses kematian.
وَهُوَ الَّذِي
يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ
يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَى أَجَلٌ مُسَمًّى ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ
يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ(الانعام: 60)
Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa
yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang
hari untuk disempurnakan umur (mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada
Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu
kerjakan.(Q.S.AL-AN’AAM; 60).
6.
Proses kematia / matinya seseorang, dengan
kehadiran Malaikat / Maut yang diutus oleh Allah untuk mengambil Ruh seseorang
yang sudah sampai ajalnya.
وَهُوَ الْقَاهِرُ
فَوْقَ عِبَادِهِ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ
الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ(61)
Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya,
dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang
kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh
malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan
kewajibannya.(Q.S.AL-AN’AAM; 61).
7.
Proses Kematian / mati-nya manusia, yang
manusia tidak akan dapat menolak dengan cara apapun.
الَّذِينَ قَالُوا
لِإِخْوَانِهِمْ وَقَعَدُوا لَوْ أَطَاعُونَا مَا قُتِلُوا قُلْ فَادْرَءُوا عَنْ
أَنْفُسِكُمُ الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ(168)العمران)
Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak
turut pergi berperang: "Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka
tidak terbunuh". Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika
kamu orang-orang yang benar (Q.S.ALI IMRAAN: 168).
8.
Sifat kematian / matinya orang - orang yang
zhalim, mereka mengalami sekarat yang dahsyat karena Ruhnya diambil secara paksa.
وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي
غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا
أَنْفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ
عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ ءَايَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ(93)
الانعام)
"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu
orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang
para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah
nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan,
karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan
(karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (Q.S.AL-AN’AAM;
93).
9.
Bersama manusia adalah dua Malakat penjaga
dan pencatat segala peristiwa yang diperbuat manusia, baik yang secara lahir
dan batin, semuanya diawasi dan dicatat, tiada yang tertinggal sedikitpun.
إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ
الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ(17)مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا
لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ(18)وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا
كُنْتَ مِنْهُ تَحِيدُ(19)(ق)
(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya,
seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.(17) Tiada
suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas
yang selalu hadir.(18) Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya.
Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.(19). (Q.S.Qof : 17 - 19 ).
10. Apabila
ajal itu sudah sampai waktunya, maka Malaikat Maut datang menghampirinya, dan
mencabut ruhnya, dan atilah manusia itu.
قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ
مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ
تُرْجَعُونَ(11).(السجدة)
Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu
akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan
(Q.S.Assajdah; 11).
11. Proses keluar terlepasnya Ruh dari badan
manusia, di saat manusia menjelang kematiannya, petama nafas terasa sesak, dan
bertaut betis kiri kebetis kanan, itulah tanda-tanda Ruh akabn keluar.
كَلَّا
إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ(26)وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ(27)وَظَنَّ أَنَّهُ
الْفِرَاقُ(28)وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ(29)إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ
الْمَسَاقُ(30)القيامة)
Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai
ke kerongkongan (26) dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat
menyembuhkan?",(27) dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu
perpisahan (dengan dunia),(28) dan bertaut betis (kiri) dengan betis
(kanan)(29), kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.(30).(Q.S. ALQIYAAMAH
: 26 – 30 ).
12. Umur manusia ada yang dipanjangkan dan ada
yang dipendekkan, semuanya ditetapkan dalam kitab- taqdir.
Allah
berfirman :
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ
مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ جَعَلَكُمْ أَزْوَاجًا وَمَا تَحْمِلُ
مِنْ أُنْثَى وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِهِ وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُعَمَّرٍ
وَلَا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهِ إِلَّا فِي كِتَابٍ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ
يَسِيرٌ(11)فاطر
Dan Allah mencipta kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia
menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang
perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan
sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali
tidak
dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi
umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya
yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.
(Q.S.Faathir;
11).
13. Ajal
manusia memang sudah ditetapkan, sesuai dengan taqdir Allah, namun Allah
menyatakan: Akan menghapus atau menetapkan taqdir itu sesuai dengan kehendak
Allah, dan Allah akan mengurangi atau menambahi umur manusia itu, dengan tambahan waktu yang terbatas.
Allah
berfirman:
لِكُلِّ أَجَلٍ كِتَابٌ(38)يَمْحُوا
اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ(39) (الرعد)
Dan Bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu) (38) Allah
menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki),
dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh).(39).(Q.S. ARRA’D : 38
– 39 )
Dan
Allah berfirman:
وَمَا
نُؤَخِّرُهُ إِلَّا لِأَجَلٍ مَعْدُودٍ(104 هود)
Dan kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang
tertentu.(Q.S.HUD; 104).
E. PENUTUP
a.
Sangat disukai Muslim yang selalu ingat akan mati, dan bersiap bekal untuk hari akhir nanti.
Allah
berfirman :
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ
وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ(18)وَلَا تَكُونُوا
كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ
الْفَاسِقُونَ(19)(الحشر)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(18) Dan janganlah kamu seperti orang-orang
yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka
sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.(19) (Q.S.ALHASYR : 18 - 19)
Nabi saw, bersabda: dalam menjawab pertanyaan
sahabat Anshor ra. Yaa Nabiyallah, siapa manusia yang cerdik pandai itu ? Nabi
menjawab:
" أكثرهم ذكرا للموت, وأكثرهم استعدادا
للموت, أولئك الأكياس , ذهبوا بشرف الدنيا وكرامة الأخرة" رواه الطبرانى
“Manusia yang cerdik pandai itu ialah, yang
paling banyak ingat akan mati, dan paling banyak menyiapkan bekal untuk mati
juga, mereka itulah manusia yang cerdik pandai”, mereka melepaskan diri dari
ketergantungan akan kemewahan dunia, dan cinta kepada kemuliaan akhirat..
(H.R.ATHTHOBRANIY)FIQHUSSUNNAH; I; 418).
Dan dalam Hadits yang
lain, diterangkan: bahwa Rasulillah saw, bersabda: dengan membacakan Ayat dari
Firman Allah:
” فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ
أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan
memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk
agama) Islam.(AL-AN’AAM:125)
Dan Rasulillah saw,
bersabda:
”" إذا دخل النور القلب انفسح
وانشرح" :
Apabila telah masuk Nur- Islam itu kedalam hati manusia maka luas dan
lapanglah hati manusia itu”. Kemudian para sahabat bertanya :” Apakah yang
demikian itu dari suatu tanda, bahwa seseorang itu telah betul mengetahui bekal
untuk mati? Rsulillah saw, menjawab :
"الإنابة الى دار الخلود, والتنحى عن دار الغرور, والإستعداد
للموت قبل لقاء الموت"رواه ابن جرير..
Kembali harapan
seseorang itu kenegeri abadi, dan melepaskan diri dari kecintaannya kepada
negeri yang kehampaannya sangat
memperdaya, dan menyiapkan bekal untuk mati, sebelum ia menemui mati “.(H.R.
IBNU JARIR).(IBID;hl;419).
b.
Banyak ingat kepada “mati“ itu sangat diharapkan, dan bersiap-siap bekal untuk
mati, itu lebih sangat didambakan. Namun, mencita-citakan mati sangat tidak
disukai dalam Islam.
Dalam Islam, dimakruhkan
“mencita-citakan kematian” itu. Dan lebih tidak disukai, berdo’a memohon mati; baik karena menderita kefakiran, atau
karena sakit, atau karena ditimpa musibah, atau karena sesuatu yang lain. Dalam
hal ini Nabi saw, pernah bersabda :
" لا يتمنين أحد كم الموت لضر نزل به, فإن كان لابد متمنيا
للموت فليقل : اللهم أحينى ماكانت الحياة خيرا لى, وتوفنى إذا كانت الوفاة خيرا لى
".رواه الجماعة عن أنس.
“Janganlah
seseorang daripada kamu mencita-citakan mati, karena dirinya ditimpa kesusahan . Maka jika keadaan itu
memaksa harus mencita-citakan mati, cukuplah mengucapkan Do’a:” Yaa Allah
berikanlah aku hidup, jika hidup itu baik bagiku, dan atau matikan aku, apabila
mati itu juga baik bagiku”.(
H.R.ALJAMAAH.dari ANAS).
Dan
Nabi saw, pernah bersabda juga. Sehubungan mendengar keluhan Abbas paman Nabi
saw. Yang mencita-citakan kematian. Nabi saw, bersabda:”
" يا عباس, يا عم رسول الله لا تتمن الموت, إن كنت محسنا إلى
إحسانك خير لك, وإن كنت مسيئا فإن تؤخر تستعتب خير لك, فلا تمن الموت".
“ Hai Abbas, hai
paman Rasulillah, janganlah mencita-citakan mati, jika keadaanmu sebagai orang
yang bagus, matimu itu untuk menerima kebagusanmu, itu yang baik bagimu. Dan jika keadaanmu sebagai
orang yang tidak baik, jika diakhirkan matimu, hendaklah engkau berusaha untuk
mendapat ridha Allah dengan istighfarmu, itu yang sangat baik bagimu, maka
janganlah mencita-citakan mati”.(H.R.AHMAD DAN ALHAKIM).(IBID;hl; 419).
c. Keutamaan Panjang Umur, dengan Memperbaiki Amal
Pernah terjadi seorang
Sahabat bertanya kepada Rasulillah saw,.’Ya Rasulallah :” Siapakah manusia yang
baik itu? Nabi saw, brsabda :’
" من طال عمره وحسن عمله " قال:" فأي الناس شر ؟
قال: من طال عمره وساء عمله ".رواه أحمد والترمذى.
“ Barangsiapa
panjang umurnya, dan bagus amal-perbuatannya. Bertanya lagi sahabat itu.” Siapa
manusia yang jelek? Nabi saw, menjawab :” Barangsiapa panjang umurnya dan jelek
amal-perbuatannya”.(H.R.AHMAD dan TURMUDZI).
Nabi saw, pernah berkata
:” Maukah kamu aku berikan ajaran yang baik bagi kamu? Para sahabat
menjawab:”betul silahkan Ya Rasulallah! Rasulullah saw, bersabda ;
" خياركم أطوالكم أعمارا, وأحسنكم أعمالا". رواه أحمد.
Sebaik - baik kamu
ialah yang paling panjang umur, dan sebagus - bagus amalnya”. (H.R.AHMAD).
(IBID. HL;420).
d. Amal Shaleh Sebelum Mati adalah Dalil-petunjuk
hal Husnil-Khitaam
Nabi saw, bersabda ;
" إذا أراد الله بعبد خيرا استعمله. قيل : كيف يستعمله؟ قال
:" يوفقه لعمل صالح قبل الموت ثم يقبضه عليه". روى أحمد والترمذى
والحاكم وابن حبان.
Apabila Allah
menghendaki akan hambanya-hal kebaikan, digerakkannya hamba itu berbuat baik.
Sahabat bertanya. Bagaimana hal digerakkannya seseorang itu berbuat baik? Nabi
saw, bersabda:” Seseorang itu tepat bersetuju berbuat amal-shaleh sebelum ia
mati, kemudian diwafatkan seseorang itu
sesudah bramal shaleh”.(H.R.AHMAD,TURMUDZI dan ALHAKIM dan IBNU HIBAN,
dari ANAS.(ibid hl;420).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar